METODOLOGI PENGAJARAN AGAMA
METODE,
MODEL, STRATEGI DAN PENDEKATAN
A. Model adalah pola, contoh, acuan,
ragam, dan sebagainya dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka di
dalam kelas atau dalam latar tutorial dan dalam membentuk materiil-materiil
pembelajaran.
Model-model
pembelajaran berdasarkan teori, terdiri dari:
1. Model
Interaksi Sosial
2. Model
Pemrosesan Informasi
3. Model
Personal
4. Model
Modifikasi Tingkah Laku
5. Model
Pembelajaran Kontekstual
Contohnya:
Jigsaw, Gallery Walk, Debat, Diskusi, Mind Mapping, dan sebagainya.
B. Pendekatan pembelajaran adalah suatu
upaya menghampiri makna pembelajaran melalui suatu cara pandang dan pandangan
tertentu; atau, aplikasi suatu cara pandang dan pandangan tertentu dalam
memahami makna pembelajaran.
Dalam
referensi lain dijelaskan bahwa pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum
didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatan
pembelajaran, terdiri atas dua pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada siswa,
2. Pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada guru.
Adapun
pendekatan dalam rangka memahami makna belajar, antara lain:
1) Pendekatan
filsafati terhadap pembelajaran. Mencakup idealisme, realisme, pragmatisme,
konstruktivisme, eksistensialisme, pancasila.
2) Pendekatan
psikologi terhadap pembelajaran. Mencakup behaviorisme, kognitif, dan
humanisme.
3) Pendekatan
sistem terhadap pembelajaran.
Contohnya: Pembelajaran matematika
dengan pendekatan humanisme.
C. Strategi pembelajaran adalah pola umum
rencana interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar lainnya pada
suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, dilihat
dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi:
1. Exposition-discovery
Learning
2. Group-individual
Learning
Berbagai
jenis strategi pembelajaran dapat dipilah berdasarkan karakteristiknya sebagai
berikut:
Ø Berdasarkan
rasio guru dan siswa yang terlibat dalam pembelajaran
Ø Berdasarkan
pola hubungan guru dan siswa dalam pembelajaran
Ø Berdasarkan
peranan guru dan siswa dalam pengelolaan pembelajaran
Ø Berdasarkan
peranan guru dan siswa dalam mengolah ‘pesan’ atau materi pembelajaran
Ø Berdasarkan
proses berfikir dalam mengolah ‘pesan’ atau materi pembelajaran
Contohnya
: strategi ekspositori klasikal, strategi heuristik.
D. Metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Contohnya
: ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, brainstorming,
debat, simposium.
E. Teknik pembelajaran adalah cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasika suatu metode secara spesifik.
Contohnya:
diskusi dengan peserta yang aktif akan berbeda dengan diskusi dengan peserta
yang pasif. Meskipun metodenya sama, yakni diskusi –misal-, tetapi tekniknya
berbeda. Hal ini disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan.
F. Taktik pembelajaran adalah gaya
seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual.
Contohnya:
bila menggunakan metode ceramah, masing-masing individu (penceramah) punya cara
yang berbeda dalam gaya atau karakteristiknya. Seperti A dan B, dimana A
berceramah dengan gaya humor dn komunikatif-interaktif, sedangkan B cenderung
ceramah dengan serius dan minim komunikasi dengan audiens.
Macam – Macam Pendekatan dalam
Pembelajaran
Pendekatan
Kontekstual
Pendekatan
Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam
konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status
apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa
yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat
mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang
bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapinya.
Pendekatan
konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.pendekatan kontekstual
sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen komponen pembelajaran yang efektif
yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, penilaian sebenarnya.
Dalam
pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang
penting, yaitu :
- Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
- Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
- Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
- Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
- Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hafalan.
Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan
konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan
pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat
diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada
dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar
yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan
sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam
pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembibimbing dan
pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu , guru lebih mengutamakan
keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan
ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan unutk
meningkatkankemampuansiswasecarapribadi.
Jadi
pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan
pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Ciri-ciri
pendekatan konstruktivisme adalah sebagai berikut.
- Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.
- Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
- Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari.
- Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan
deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk
menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis
yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik
lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai
pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan
deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan
khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,
prinsip umum dan diikuti dengan contoh contoh khusus atau penerapan aturan,
prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
Pendekatan
Induktif
Pendekatan
induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum
Pendekatan
Konsep
Pendekatan
konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara
benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep
adalah klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama.
Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan
Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan
konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep
itu diperoleh. Ciri-ciri suatu konsep adalah
- Konsep memiliki gejala-gejala tertentu.
- Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung.
- Konsep berbeda dalam isi dan luasnya.
- Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalarnan.
- Konsep yang benar membentuk pengertian.
- Setiap konsep berbeda dengan melihat ‘ciri-ciri tertentu.
Kondisi-kondisi
yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep
adalah
- Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.
- Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
- Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang komplek.
- Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.
Langkah-langkah
mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu
- Tahap enaktik
Tahap
enaktik dimulai dari
1)
Pengenalan benda konkret.
2)
Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa pengalaman baru.
3)
Pengamatan, penafsiran tentang benda baru.
- Tahap simbolik
Tahap
simbolik diperkenalkan dengan
1)
Simbol, lambang, kode, seperti angka, huruf. kode, seperti (?=,/) dll.
2)
Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk menangkap apakah
siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya.
3)
Memberi nama, dan istilah serta defenisi.
- Tahap ikonik
Tahap
ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti menyebut nama,
istilah, defmisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.
Pendekatan
Proses
Pendekatan
proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
keterampilan proses.
Pendekatan
proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada
pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses.
Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan
berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta
didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan
melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang
mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerrja
dan sebagainya.
Pendekatan
Sains, Teknologi dan Masysrakat
Pendekatan
Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains, Teknologi dan
Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan konsep,
keterampilan proses,CBSA, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
(Susilo, 1999). Istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris
disebut Sains Technology Society (STS), Science Technology Society and
Environtment (STSE) atau Sains Teknologi Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun
istilahnya banyak namun sebenarnya intinya sama yaitu Environtment, yang dalam
berbagai kegiatan perlu ditonjolkan. Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan
pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat.
Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah menghasilkan peserta didik yang
cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan
penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan
sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.
Filosofi
yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan konstruktivisme, yaitu peserta
didik menyusun sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya berdasarkan
apa yang telah mereka ketahui.
Metode Pembelajaran
Metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat banyak metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran,
diantaranya sebagai berikut.
Metode
Ceramah
Metode ini merupakan metode paling kuno,
artinya sejak proses pembelajaran diselenggarakan, metode ceramah merupakan
metode yang pertama kali diterapkan oleh para guru. Dalam metode ini, guru
menyelenggarakan proses pembelajaran secara lisan, artinya guru menjelaskan
secara lisan materi yang harus dipelajari Oleh anak didik.Untuk saat sekarang,
metode ini kurang pas sebab orientasi pembelajaran sekarang berpusat kepada
anak didik, dan guru hanyalah sebagai fasilitator pendidikan.
Metode Demonstrasi
Pembelajaran
ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen.
Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan
ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau
kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi.
Metode
Debat
Debat
adalah model pembalajaran dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian
duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing
kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok
kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu seterusnya secara bergantian,
guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya bila perlu.
STAD
(Student Teams Achievement Division)
STAD
adalah salah satu model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat
kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara
kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis
individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor
tim dan individual dan berikan reward.
NHT
(Numbered Head Together)
NHT
adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan,
buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan
persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa
tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat
tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomor
siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis
individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri
reward.
Jigsaw
Model
pembelajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks seperti berikut
ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan
ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam
kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok
bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama
sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksanaan
tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi.
Problem
Terbuka
Pembelajaran
dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan
permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga
bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan
orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi,
sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasi
mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh
jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk
menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Dengan demikian model
pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentuk
pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sajian
masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar,
diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir
siswa, kaitkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit
demi sedikit dilepas mandiri).
Sintaknya
adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat
respon siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
SAVI
Pembelajaran
SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan
semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan
dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana
belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar
haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi,
argumentasi, mengemukakan penndepat, dan menanggapi; Visualization yang
bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy
yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on)
belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui
bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi,
memecahkan masalah, dan menerapkan.
TPS (Think
Pairs Share)
Model
pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan
materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok
dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok
(share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis
dan berikan reward.
GI (Group
Investigation)
Model
koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan
orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok
menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi
pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan
keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengolahan data
penyajian data hasil investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor
perkembangan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
Teknik Pembelajaran
Teknik
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik
tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode
ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Arti lain mengatakan bahwa
Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung.
Guru dapat berganti- ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu
metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar