Jumat, 27 November 2015

Saraswati

Saraswati dalam Weda (Hindu)


            Saraswati sebagai dewi di dalam hindu, memiliki peran penting dalam perkembangan serta pemahaman hindu bahkan di dunia sendiri. Saraswati diibaratkan sebagai dewi yang menggambarkan pengetahuan. Pengetahuan yang cantik dan indah seperti paras dewi Saraswati dan keibuan yang melindungi serta mengasuh umat manusia. Dalam reg weda dan purana Dewi Saraswati dianggap sebagai dewi pengetahuan dan seni serta dewi kebijaksanaan . Sebagai pemahaman bahwa seni serta ilmu pengetahuan dapat membawa manusia pada kemoksaan (kebebasan) bagi yang meyakininya.

Arti penting dari pengetahuan dapat dilihat pada sloka berikut :

Canakya Niti Sastra Bab IV. Sloka 5 yaitu :

“Ilmu pengetahuan ibaratnya bagaikan kamadhenu, yaitu yang setiap saat dapat memenuhi segala keinginan. Pada saat orang berada di Negara lain, ilmu pengetahuan bagaikan seorang ibu yang selalu memelihata kita. Orang bijaksana mengatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah kekayaan yang rahasia, harta yang tak kelihatan.”

Sebagaimana pula bahwa disebutkan kebodohan adalah musuh dunia,  seperti yang tercantum pada Sarasamuscaya sloka 399, yaitu :

”Hanya satulah yang sesungguhnya yang bernama musuh, tak lain hanya kebodohan saja; tidak ada yang menyamai pengaruh kebodohan itu, sebab orang yang dicengkram kebodohan itu, niscaya, ia akan melakukan perbuatan buruk”.

Selanjutnya Sarasamuscaya 400, disebutkan bahwa :

“Sebab suka duka yang dialami; pangkalnya adalah kebodohan; kebodohan yang ditimbulkan oleh loba (keinginan hati) itu kebodohan asalnya; oleh karenanya kebodohanlah asal mula kesengsaraan itu”

Demikian pula pentingnya ilmu pengetahuan yang terdapat pada Bhagawadgita percakapan IV Sloka (33) dikemukakan :

“ Ilmu pengetahuan sebagai yajna, lebih unggul dari pada yajna material apa pun, wahai Paramtapa (arjuna), karena segala kegiatan kerja tanpa kecuali memuncak pada kebijaksanaan, wahai Partha (Arjuna)”

Selanjutnya dalam Sloka (42) dikemukakan: “ Oleh sebab itu, setelah memotong keragu-raguan dengan pedangnya ilmu pengetahuan (kebijaksanaan) dalam hati yang berasal dari ketidaktahuan,berlindunglah pada yoga dan bangkitlah, wahai Bharata (Arjuna)”.

Maka pengetahuan adalah sebagai pedang yang berharga yang dimiliki untuk memotong keragu-raguan yang berasal dari kebodohan itu sendiri untuk bisa lepas dari kesengsaraan. Yang merupakan harta serta kekayaan yang rahasia dan tidak kelihatan.

Begitu pentingnya pengetahuan itu, maka dewi saraswati dipuja sebagai pengejewantahan Brahman dalam manifestasinya serta sakti dari Dewa Brahma untuk menghormati pengetahuan itu sendiri.  Saraswati berasal dari kata sr yang berarti mengalir dan dalam reg weda disebut sebagai dewi sungai. Dewi Saraswati digambarkan sebagai sosok wanita cantik, dengan kulit halus dan bersih, merupakan perlambang bahwa ilmu pengetahuan suci akan memberikan keindahan dalam diri. Ia tampak berpakaian dengan dominasi warna putih, terkesan sopan, menunjukan bahwa pengetahuan suci akan membawa para pelajar pada kesahajaan. Saraswati dapat digambarkan duduk atau berdiri diatas bunga teratai, dan juga terdapat angsa yang merupakan wahana atau kendaraan suci darinya, yang mana semua itu merupakan simbol dari kebenaran sejati.Dewi Saraswati digambarkan memiliki empat lengan yang melambangkan empat aspek kepribadian manusia dalam mempelajari ilmu pengetahuan: pikiran, intelektual, waspada (mawas diri) dan ego. Di masing-masing lengan tergenggam empat benda yang berbeda, yaitu:

Lontar (buku), adalah kitab suci Weda, yang melambangkan pengetahuan universal, abadi, dan ilmu sejati.
Genitri (tasbih, rosario), melambangkan kekuatan meditasi dan pengetahuan spiritual.
Wina (kecapi), alat musik yang melambangkan kesempurnaan seni dan ilmu pengetahuan.
Damaru (kendang kecil).
Angsa merupakan semacam simbol yang sangat populer yang berkaitan erat dengan Saraswati sebagai wahana (kendaraan suci). Angsa juga melambangkan penguasaan atas Wiweka (daya nalar) dan Wairagya yang sempurna, memiliki kemampuan memilah susu di antara lumpur, memilah antara yang baik dan yang buruk. Angsa berenang di air tanpa membasahi bulu-bulunya, yang memiliki makna filosofi, bahwa seseorang yang bijaksana dalam menjalani kehidupan layaknya orang biasa tanpa terbawa arus keduniawian.

Saraswati sendiri diperingati oleh umat Hindu di Bali pada Saniscara Umanis wuku Watugunung yang dirayakan berselang 210 hari sekali. Hari raya Saraswati adalah hari lahirnya atau turunnya ilmu pengetahuan di dunia. Pada hari Sabtu wuku Watugunung itu, semua pustaka terutama Weda dan sastra-sastra agama dikumpulkan sebagai lambang stana pemujaan Dewi Saraswati. Di tempat pustaka yang telah ditata rapi dihaturkan upacara Saraswati. Upacara Saraswati yang paling inti adalah banten (sesajen) Saraswati, daksina, beras wangi dan dilengkapi dengan air kumkuman (air yang diisi kembang dan wangi-wangian). Banten yang lebih besar lagi dapat pula ditambah dengan banten sesayut Saraswati, dan banten tumpeng dan sodaan putih-kuning. Upacara ini dilangsungkan pagi hari dan tidak boleh  lewat tengah hari.

Menurut keterangan lontar Sundarigama tentang Brata Saraswati, pemujaan Dewi Saraswati harus dilakukan pada pagi hari atau tengah hari. Dari pagi sampai tengah hari tidak diperkenankan membaca dan menulis terutama yang menyangkut ajaran Weda dan sastranya. Bagi yang melaksanakan Brata Saraswati dengan penuh, tidak membaca dan menulis itu dilakukan selama 24 jam penuh. Sedangkan bagi yang melaksanakan dengan biasa, setelah tengah hari dapat membaca dan menulis. Bahkan di malam hari dianjurkan melakukan malam sastra dan sambang samadhi.

Besoknya pada hari Radite (Minggu) Paing wuku Sinta dilangsungkan upacara Banyu Pinaruh. Kata Banyu Pinaruh artinya air ilmu pengetahuan. Upacara yang dilakukan yakni menghaturkan laban nasi pradnyam air kumkuman dan loloh (jamu) sad rasa (mengandung enam rasa). Pada puncak upacara, semua sarana upacara itu diminum dan dimakan. Upacara lalu ditutup dengan matirtha. Upacara ini penuh makna yakni sebagai lambang meminum air suci ilmu pengetahuan

Di dalam upakara yang disebut Banten Saraswati salah satu unsurnya ada disebut jajan Saraswati. Jajan ini dibuat dari tepung beras berwarna putih dan berisi lukisan dua ekor binatang cecak. Mata cecak itu dibuat dari injin (beras hitam) dan di sebelahnya ada telur cecak. Dalam banten Saraswati itu mempunyai arti yang cukup dalam. Menurut para ahli Antropologi, bangsa-bangsa Austronesia memiliki kepercayaan bahwa binatang melata seperti cecak diyakini memiliki kekuatan dan kepekaan pada getaran-getaran spiritual. Jajan Saraswati yang berisi gambar cecak memberi pelajaran bahwa ilmu pengetahuan itu jangan hanya berfungsi mengembangkan kekuatan ratio atau pikiran saja, tetapi harus mampu mendorong manusia untuk memiliki kepekaan intuisi sehingga dapat menangkap getaran-getaran rohani. Dalam lontar Saraswati juga memakai daun beringin. Daun beringin adalah lambang kelanggengan atau keabadian serta pengayoman. Ini berarti ilmu pengetahuan itu bermaksud mengantarkan kepada kehidupan yang kekal abadi. Ilmu pengetahuan juga berarti pengayoman.

Secara jelasnya mantra saraswati yang dapat dirangkum dalam weda adalah sebagai berikut :

“Yaste stanah Sasyo yo mayobhuyemma visva pushyasi. Varyani yo ratnadha vasuvidyah sudatrah. sarasvati tamiha dhatave kah” (Rg-Weda 1. 164. 49). Artinya adalah :  “Oh Saraswati anugrahilah susu kehidupanmu untuk kehidupan di sini yang ada di dalam tubuhmu, yang menaburkan kebahagiaan yang engkau berikan kepada (mereka yang memujamu) dengan semua bendabenda terpilih, ia yang memegang semua benda-benda indah, yang mengetahui kekayaan musuh dan yang menawarkan hadiah-hadiah baik”.

“Pavaku nah Sarasvati vajebhirvajini-vati Yajnam vasthu dhiyavasuh” (Rg-Weda 1.3.10). Artinya : “Mudah-mudahan Dewi Saraswati menjadi penyuci, mudah-mudahan ia yang  memiliki makanan menganugrahkan kepada kami, yang memiliki kekayaan mudah-mudahan menginginkan yajna”.

“Codayitri sunrtanam cetani sumatinam Yajnam dadle saraswati” (Rg-Weda 1.3.13). Atinya : “ Saraswati memberikan inspirasi perbuatan baik dan pikiran baik memegang yajna”.

“Maho arnah Saraswati pra cetayati ketuna Dhiyo visva vi rajati” (Rg-Weda 1.13.12). Artinya :” Saraswati dikenal, melalui gerakan air yang maha besar. Semoga doa pujaan memancarkan cahaya sangat banyak”.

“Sarasvati tvamasmam aviddhi marutvati jeshi Satrun Tyam cicchardhantam tavishiyamanamindro hanti Vrshabham Sandikanam” (Rg-Weda 2.30.8). Artinya : “Oh Sarasvati engkau melindangi kami. Engkau yang dihubungkan dengan para Marut, yang merupakan petarung agung menakiukan musuh-musuh kami. Indra membunuh para Shandika yang kuat yang terkenal yang membenci kami”.

“Vivasema Iyam sush mebhirvisaka ivarujat sanu girinam tavashebhirurmibhih Paratva taghnimavase survrktibhih Sarasvatima dhitibhih” (Rg-Weda 6.61.2). Artinya “Saraswati menghancurkan puncakpuncak gunung dengan arus gelombangnya yang kuat seperti begitu gampangnya menghancurkan kembang-kembang. Kami mengagungkan dia sebagai penghancur gunung-gunung dan memujanya dengan pengabdian yang agung demi perlindungan kami”.

Ekacetat Sarasvati nadinam suciryati giribhya a samudrat” (Rg-Weda, 7.95.2). Artinya “Sarasvati saja yang memiliki vitalitas di antara sungai-sungai dan ia yang paling suci mengalir dari gunung-gunung menuju laut”.

“Imam me gange yamune sarasvati Satudri stomam Sacata parushnya Asikanya marudvrdhe citastayarjikiye Srnutdya Sushomaya” (Rg-Weda 10.75.5). Atinya :” Oh Gangga, Yamuna, Sarsvati, Satudri dengan Parshi, Marudvridhan dengan Asikini; Arjikiya dengan Visastra dan Sushnoma mendengar doa mu.”

“Ayat sakam yasaso vavasnah sarasvati sap tathi sindhumata. Yah sushvayanta sudughah sudhara abhisvena payasa pip yanah” (Rg-Weda 7. 36.6).Artinya “ Mudah-mudahan (sungai) ketujuh, Sarasvati, ibu sungai Sindhu dan sungai-sungai yang mengalir deras dan menyuburkan memberikan makanan berlimpah, dan memberikan makanan (kepada orang-orang) dengan air mereka, datang pada suatu saat bersama-sama.”

Pada hari saraswati, maka mantra atau puja saraswati dilaksanakan pada saat panca sembah setelah melakukan puja kepada ciwa raditya serta kepada Tri purusha. Mantra saraswati yang diucapkan adalah sebagai berikut :

Om, Saraswati namostu bhyam,

Warade kama rupini,

Siddha rastu karaksami,

Siddhi bhawantume sadam.

Artinya : Om Saraswati yang mulia indah, cantik dan maha mulia, semoga kami dilindungi sesempurna-sempurnanya, semoga selalu kami dilimpahi kekuatan.

Itulah pentingnya pengetahuan dalam kehidupan ini. Maka dengan menjadikan saraswati sebagai sarana puja, tercapainya suatu kegunaan dari pengetahuan itu sendiri akan menolong manusia dari kesengsaraan dunia ini. Dan dengan penghormatan serta puja pada Saraswati ini berarti bahwa Hindu menyatakan dirinya sebagai agama yang memberikan ilmu pengetahuan sebagai komponen untuk mencapai suatu tujuan tertinggi, bersatu dengan Brahman sebagai pemilik pengetahuan.



Daftar Pustaka

Kadjeng, I Nyoman dkk. 1997.  Sarasamuscaya dengan teks Bahasa Sansekerta dan Jawa Kuna. Penerbit Paramita Surabaya.

Linggawardanasahajakers. 2009. Saraswati dalam Makna. Pada website https://linggahindusblog.wordpress.com/2009/08/01/saraswati-dalam-makna/

Maswinara, I Wayan. 1997. Srimad Bhagawadgita dalam Bahasa Inggris dan Indonesia . Penerbit Paramita Surabaya.

Oka Mahendra,A.A.2007. Prinsip Dasar. Pada website http: //okamahendra.wordpress.com/l/

Raka Mas, AA. 2011. Ilmu Pengetahuan untuk Kesejahteraan Hidup Umat Manusia menurut Perspektif Hindu. STAH DharmaNusantara Jakarta di website http://stahdnj.ac.id

Wikipedia.____. Saraswati. Pada website http://id.wikipedia.org/wiki/Saraswati

_____.____. Hari Raya Saraswati. Pada website http://www.babadbali/piodalan/srs-wati.html

______.______. Hari Raya Saraswati. Parisada Hindu Dharma Indonesia di Website http://www.parisada.org

_____.______. Hari Raya Saraswati. Hindu Batam di website http://www.hindubatam.com/upacara/dewa-yadnya/hari-saraswati.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar